Kapan Boleh Mengganti Puasa Ramadhan? Cek di Sini Jawabannya

- Selasa, 23 Mei 2023 | 07:45 WIB
Ilustrasi mengganti puasa Ramadhan atau qadha (Ilustrasi freepik)
Ilustrasi mengganti puasa Ramadhan atau qadha (Ilustrasi freepik)

SEKALAMEDIA.COM - Umat Islam dapat sesegera mungkin mengganti puasa Ramadhan 2023. Lantas kapan boleh mengganti puasa Ramadhan?

Puasa Ramadhan merupakan puasa wajib yang dilaksanakan muslim. Namun, tak dapat dipungkiri kadang kala ada yang terpaksa meninggalkannya lantaran sedang sakit, haid, melahirkan, menstruasi, masa nifas, melakukan perjalanan jauh dan sebagainya.

Baca Juga: Info Jadwal Acara NET TV Selasa 23 Mei 2023: Princess Hours, Masak Asik dan Jatanras

Setelah Ramadhan, umat Islam memasuki bulan Syawal. Pada bulan tersebut terdapat puasa sunnah enam hari atau disebut juga puasa Syawal. 

Mengganti puasa atau qadha dapat dilakukan di bulan Syawal asalkan tidak bersamaan dengan puasa sunnah. 

Bagi muslim yang memiliki utang puasa di bulan Ramadhan bisa menggantinya pada hari lain di luar Ramadhan atau tidak bersamaan dengan puasa Syawal. 

Baca Juga: Nikah Berdekatan, Jessica Mila dan Enzy Storia Akui Pusing Atur Jadwal

Niat puasa yang dibaca berbeda. Dengan menjalankan masing-masing puasa tanpa menggabungkan kedua puasa tersebut akan memperoleh pahala berlipat. 

Selain itu, hari yang dilarang melaksanakan puasa adalah 1 Syawal (Hari Raya Idul Fitri), Idul Adha (10 Zulhijah), Hari Tasyrik (11, 12, 13 Zulhijah), dan Hari Syak (30 Syaban). 

Puasa qadha bisa dikerjakan di luar waktu yang dilarang oleh Nabi Muhammad SAW. Sedangkan batas akhir qadha adalah menjelang Ramadhan berikutnya. 

Baca Juga: Cara Beli Tiket Kereta Bandara YIA Kulon Progo Lengkap Jadwal Keberangkatannya

Muslim mengganti puasa Ramadhan sejumlah hari yang ditinggalkan. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 184, yang artinya sebagai berikut.

Beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

 

Halaman:

Editor: Sunti Melati

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X